Legenda Peradaban Purba Lemuria yang Misterius
Legenda Peradaban Purba Lemuria yang Misterius
Nama Atlantis pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Tapi
bagaimana dengan Lemuria? Keduanya adalah peradaban yang hilang yang dikatakan
memiliki budaya serta teknologi canggih.
Sekitar pertengahan 1800-an, ketika ilmu
pengetahuan masih terbatas, beberapa ilmuwan menduga ada sebuah benua yang
hilang di Samudera Hindia yang mereka sebut Lemuria.
Di benua yang hilang itu, dikatakan bahwa pernah
hidup ras manusia yang kini sudah punah bernama Lemurian. Mereka memiliki empat
lengan dan tubuh besar yang hermafrodit. Ras ini diduga merupakan nenek moyang
manusia modern dan tentu saja, lemur
Bangsa Lemuria disebut-sebut pernah hidup
berdampingan dengan bangsa Atlantis, meskipun ada pula yang menyebut mereka
hidup ribuan tahun sebelum bangsa Atlantis ada.
Lemuria adalah bangsa yang cinta damai sedangkan
Atlantis adalah bangsa yang sering berperang untuk tujuan eksplorasi sumber
daya dan penaklukan daerah-daerah asing.
Ada berbagai teori yang mengatakan bahwa Lemuria
berlokasi di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, atau di Timur Jauh. Tidak hanya
itu, sebagaimana orang berteori soal Atlantis, ada pula yang mengatakan Lemuria
berada di Indonesia.
Teori Sclater dan benua yang hilang
Teori Lemuria pertama kali populer tepatnya
tahun 1864, ketika seorang ahli hewan dan pengacara dari Inggris, Philip Lutley
Sclater membuat sebuah karya tulis berjudul The Mammals of Madagascar dan
mempublikasikannya di The Quarterly Journal of Science.
Sclater mengamati bahwa ada lebih banyak spesies
lemur di Madagaskar dari pada yang ada di Afrika atau India. Melalui karya
tulis itu ia mengklaim bahwa Madagaskar adalah tempat asal hewan tersebut.
Lebih jauh lagi, Sclater berpendapat bahwa apa
yang memungkinkan lemur untuk pertama kalinya bermigrasi ke India dan Afrika
dari Madagaskar dulu kala adalah daratan yang membentang melintasi Samudra
Hindia bagian selatan dalam bentuk segitiga.
Benua yang Sclater sebut sebagai Lemuria ini,
menurutnya, mencapai titik selatan India, Afrika selatan, dan Australia barat
sebelum akhirnya tenggelam ke dasar laut.
Teori ini muncul pada saat ilmu evolusi masih
dalam tahap awal pembentukan.
Bukti-bukti ilmiah yang ditemukan
Gagasan mengenai peradaban ini sempat populer
dalam budaya pop dan sekelompok kecil komunitas ilmiah tapi tentu saja para
ahli menyanggahnya.
Kemudian, tahun 2013 para ahli geologi menemukan
bukti adanya benua yang hilang tepat di mana legenda Lemuria diceritakan. Teori
lama pun mulai muncul lagi ke permukaan.
Segala teori berubah karena fakta- fakta yang
akhirnya terungkap. Para ahli geologi menemukan fragmen batu granit di samudera
Hindia bagian selatan bersama rak laut yang membentang ratusan kilometer ke
arah selatan India hingga Mauritius.
Di Mauritius, para ahli menemukan batuan zirkon
meskipun faktanya pulau itu baru terbentuk 2 juta tahun lalu, ketika pulau itu
perlahan-lahan muncul dari Samudera Hindia akibat lempeng tektonik dan gunung
berapi.
Akan tetapi zirkon yang mereka temukan di sana
berasal dari 3 miliar tahun lalu, ribuan tahun sebelum benua itu terbentuk.
Tenggelamnya Mauritia
Berdasarkan data lempeng tektonik dan geologi,
Mauritia menghilang ke Samudera Hindia sekitar 84 juta tahun yang lalu. Ketika
itu wilayah bumi ini masih berubah menjadi bentuk seperti sekarang.
Meskipun fakta ini sejalan dengan apa yang
pernah diklaim Sclater, bukti baru mematahkan gagasan bahwa ras kuno Lemuria
berevolusi menjadi lemur.
Mauritia menghilang 84 juta tahun yang lalu,
tetapi lemur tidak berevolusi di Madagaskar sampai sekitar 54 juta tahun yang
lalu. Saat itu mereka berenang ke pulau itu dari daratan Afrika yang dulu lebih
dekat ke Madagaskar daripada sekarang.
Namun demikian, teori Sclater dan beberapa
ilmuwan lain pada pertengahan 1800-an tidak sepenuhnya salah tentang Lemuria
meskipun pengetahuan mereka terbatas saat itu.
Tidak cuma dalam budaya barat, legenda Lemuria
pun ada dalam budaya timur, salah satunya di India. Di budaya India, gagasan
tentang peradaban yang hilang ini dikenal sebagai Kumari Kandam dalam bahasa
Tamil.
Penulis-penulis dalam bahasa Tamil
mengkarakterisasikan Kumari Kandam sebagai peradaban yang kuno tetapi maju,
yang berlokasi di sebuah benua terpencil di Samudera Hindia.
Mereka pun mendeskripsikan peradaban ini sebagai
tempat lahirnya peradaban yang hanya dihuni oleh penutur bahasa Tamil.
Kumari Kandam dianggap sebagai utopia yang telah
mencapai puncak pencapaian manusia sekaligus juga tempat bagi manusia untuk
menjalani kehidupan yang mengabdi pada pembelajaran, pendidikan, perjalanan,
dan perdagangan.
Budaya dan bahasa Tamil diturunkan melalui
sangam yaitu akademi yang mengajarkan dan melestarikan bahasa Tamil.
Kesimpulan
Pada tahun 1800-an, Lemuria dianggap sebagai peradaban yang melegenda karena kecanggihan teknologi dan keberadaannya yang misterius.
Akan tetapi pada abad ke-20, teori-teori yang sempat dipercaya itu mulai dipatahkan sejak ditemukannya bukti-bukti fisik dari sebuah benua yang tenggelam di Samudera Hindia. Benua ini kemudian disebut sebagai Mauritius.
Sebagian percaya bahwa bukti yang ditemukan itu
berasal dari daratan yang juga tenggelam ribuan tahun sebelum Mauritius
tenggelam. Untuk itu masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan dari
manakah tepatnya bukti-bukti berupa batuan itu berasal.
Masih banyak para ahli dan sebagian orang yang
percaya bahwa sebuah benua yang hilang tidak tiba-tiba tenggelam ke Samudera
Hindia begitu saja dan lenyap tanpa jejak.